Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Minggu, 07 Juni 2015

Menerapkan Business Process Reengineering pada Prosedur Pembuatan SOP pada Fakultas Teknik UI

Business Process Reengineering (BPR) merupakan suatu metode untuk melakukan inovasi baik secara incremental maupun skalar terhadap sistem Bisnis yang diterapkan perusahaan dalam melalui peningkatan keefektifan seluruh proses dalam perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi sistem perusahaan. Dalam studi kasus ini, saya dan kerabat mencoba memperbaharui prosedur pembuatan dokumen SOP untuk setiap bidang di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Proses yang terjadi di dalamnya secara singkat adalah : Penetapan SK Rektor > Rapat Pembentukan SOP > Penulisan Dokumen SOP seluruh bidang > Audit Internal dan Eksternal > Verifikasi dan Validasi SOP. Tahap rapat pembentukan SOP memakan waktu yang cukup lama sekitar 2 bulan dikarenakan adanya iterasi terus-menerus. Kami mencoba merekayasa ulang sub-kegiatan di dalamnya untuk menghilangkan aktivitas yang tidak efektif. Setelah melakukan rekayasa ulang, kami mendapati waktu efektif untuk kegiatan tersebut adalah kurang lebih 1 bulan.

Minggu, 08 Maret 2015

Manajemen Sistem Informasi berbasis Web GIS untuk Tanah Longsor yang Dipicu oleh Gempa Sichuan

Gempa Sichuan pada Mei 2008 mengakibatkan terjadinya sejumlah tanah longsor yang menimbulkan banyak kerusakan dan korban jiwa di provinsi Sichuan, Cina. Oleh karena itu, Runqiu dkk. mengembangkan suatu Manajemen Sistem Informasi Tanah Longsor di Cina berbasis Website GIS (Geographic Information System) untuk meng-update informasi terkini akan Tanah Longsor di Sichuan, Cina. Dengan mengumpulkan data-data terkait tanah longsor di provinsi Sichuan, Runqiu dkk. mendesain suatu database berisikan peta data geografis dan spasial mengenai kejadian-kejadian tanah longsor di Sichuan. Server GIS terdiri atas ArcGIS server yang mempublikasikan peta geografis pada seluruh pengguna (masyarakat Sichuan) dan Oracle sebagai databasenya. Website tersebut memberikan fungsi analisis statistik dan spasial untuk memprediksi kejadian dan dampak tanah longsor berikutnya. Website ini dinilai membantu masyarakat Sichuan.

Sebuah Kerangka Kerja yang Diajukan untuk Penggunaan E-Commerce dan Keunggulan Kompetitif pada Usaha Kecil dan Menengah Pariwisata (UKMP) di Lebanon

Electronic commerce (E-commerce) memiliki potensi yang besar untuk menciptakan peluang bisnis, terutama pada industri pariwisata. Sebagai salah satu sektor penting dalam menegakkan perekonomian suatu negara, industri pariwisata seyogyanya memanfaatkan e-commerce sebagai alat untuk meningkatkan daya saingnya terhadap industri lain yang sejenis. Halawani, dkk. mengembangkan suatu kerangka kerja konseptual untuk menelaah faktor-faktor yang memengaruhi pengadopsian e-commerce pada industri pariwisata sehingga memiliki keunggulan kompetitif. Model revised ICDT diajukan untuk menentukan faktor penggunaan handal internet yang memengaruhi pengadopsian e-commerce. Faktor internal dan eksternal industri pariwisata juga dipertimbangkan. Keterkaitan faktor tersebut ditelaah dan divisualisasikan dalam suatu kerangka kerja industri pariwisata untuk mencapai keunggulan kompetitif. Kerangka kerja dinilai relevan dan signifikan. .

Memilih Sistem ERP “Terbaik” untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) Menggunakan Kombinasi Metode ANP dan PROMETHEE

Sistem ERP, yang mengintegrasikan semua unit dalam organisasi pada tingkat informasi, memainkan peran penting dalam menentukan kesuksesan suatu perusahaan. Pemilihan sistem ERP bergantung pada kompleksitas sistem dan pendapatan yang diperoleh suatu perusahaan dan akan menentukan posisinya dalam persaingan pasar. Kilic, Zaim dan Delen memperkenalkan teknik pemilihan sistem ERP menggunakan kombinasi metode ANP dan PROMETHEE.  Teknik ini diujicobakan pada beberapa UKM di Istanbul, Turki sebagai penyumbang 23% PNB Turki. Pada tahap awal, dilakukan pengumpulan kriteria penting perusahaan dalam memilih sistem ERP. Kemudian, ANP mengkonversi kriteria tersebut menjadi bobot dalam sebuah super matriks. Terakhir,  PROMETHEE membandingkan kriteria tersebut pada lima perusahaan ERP yang telah dipilih. Metode ini dinilai berhasil dalam menentukan sistem ERP yang terbaik bagi suatu perusahaan.